Jumat, 05 Oktober 2012

Melihat Bagaimana Sejarah Lahirnya Scene Underground Di Kota Jambi

Scene Underground Jambi tumbuh dan mengalami perjalanan panjang berliku. Sebelum adanya sebuah wadah komunitas bagi masyarakat Underground di Jambi, telah ada beberapa orang dalam group band yang memainkan musik metal. Berdiri sendiri dan bergabung bersama band lain tanpa membawa bendera sebuah komunitas. Ini dikarenakan pada masa-masa itu keberadaan band-band ini belum banyak dan musisi lain pun melihatnya sebagai sebuah musik "apo ntah". Namun karena saya (penulis) belum ngerti musik waktu itu jadi tidak begitu ambil pusing.
Sebuah bendera yang berkibar waktu itu adalah bendera Jambi Underground pada era tahun 1995-an, yang kebanyakan di tunggangi oleh mahasiswa dan pelajar sekolah menengah.
Lambat laun mulai satu demi satu group band bermunculan, dengan tipe dan karakter sendiri-sendiri, bergabung dalam wadah Jambi Underground ini, penulis tidak bisa menyebutkan nama-nama band secara rinci, namun ada beberapa band yang cukup top pada masa itu, seperti KOMA, SCHROTUM, NOCTURNAL SYMPHONI dan lain-lain.
Komunitas ini berhasil mengadakan hajatan resminya berlabel Total Underground, dengan menghadirkan beberapa band tamu dari propinsi tetangga, dan cukup sukses.
Seiring perjalanan waktu, banyak anggota pun terus bertambah, Scene Underground di Kota Jambi mulai diperhitungkan sepak terjangnya. Namun semakin banyak Kepala tentu semakin banyak otak dan pola pikir serta hasil pikiran yang berbeda-beda, ini benar-benar terjadi di dalam tubuh Jambi Underground sebagai bendera komunitas.
Alhasil komunitas ini pecah, beberapa band anggota mengundurkan diri dari keanggotaan dan bergabung ke dalam wadah komunitas Underground baru yang dibentuk dari hasil rapat. Komunitas ini bernama GrindTAC Community yang bermarkas besar di TAC Jambi.
Tidak butuh waktu lama untuk mengumpulkan manusia-manusia yang bertujuan sama pada masa itu dan band anggota komunitas ini pun melonjak drastis. Sementara komunitas pertama Jambi Underground tidak pernah terdengar ceritanya lagi.
GrindTAC Community segera mensahkan diri sebagai komunitas terbesar pada masa itu disamping komunitas band-band Hardcore dan Punk yang juga mempunyai wadah sendiri-sendiri.
Keanggotaan personil GrindTAC atau disingkat GTC mencapai lebih dari 70 orang yang tergabung dalam band-band dari yang berkonsep Punk, Hard Core, Grind Core, Death Metal, Trhash Metal, Black Metal dan Agressive Brutal Death.
GTC tidak hanya berdiri sebagai komunitas kesekretariatan saja, namun menuangkan kreatifitasnya melalui event-event berlabel total underground, di mulai dengan Total Dengung I yang bertema "Silaturahmi Para Undergrond". Event ini cukup sukses dilihat dari respon masyarakat umum di kota Jambi, dilihat dari ramainya pengunjung pada event ini. Pada Event pertama ini band-band yang tampil seluruhnya adalah band anggota GTC, event ini diangap sebagai peresmian berdirinya komunitas ini.
Melihat kesuksesan event ini dan band anggota komunitas pun juga bertambah terus, maka berlanjut kemudian dengan event-event seperti "Jambi Bawah Tanah I" pada event ini manajemen kepengurusan tentu sudah lebih dewasa ini terlihat dari penataan acara, dan publikasi yang sampai menyentuh propinsi lain dan mengundang beberapa band tamu seperti dari Sumatera Barat, Pekan Baru, Sumatera Selatan dan dari kabupaten-kabupaten dalam provinsi Jambi sendiri. Kemudian berlanjut dengan Event Jambi Bawah Tanah II, Total Dengung II yang cukup sukses. Sebuah sarana lain yang dimunculkan dari komunitas ini adalah Underground Mini Zine yang mengulas band-band lokal Jambi yang dikenal sebagai "Infusion Hope" zine, yang juga sudah diedarkan sampai ke provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Disamping komunitas besar GrindTAC Community, terdapat juga komunitas lain yang berdiri di Scene Kabupaten seperti Kerinci Underground Society di Sungai Penuh, Muara Jambi Underground di kabupaten Muara Jambi, Muara Bungo Underground Community, dan beberapa komunitas lain yang tidak terdata secara rinci.
Sebuah event yang tercatat sukses juga di gelar oleh Muara Jambi Underground Community adalah "Getar Tanah Sejarah", sesuai dengan tempat dimana mereka berdiri nama event ini cukup menggetarkan. Event ini terbilang sukses dengan pelaksanaan Open Air.
GTC sendiri mengalami banyak kemelut didalam tubuhnya, perbedaan pendapat pun akhirnya menjadi penyebab hengkangnya beberapa band dari komunitas ini, ini tidak bisa dipungkiri, semakin banyak otak untuk berpikir maka akan semakin banyak pula hasil pikirannya. Dengan hengkangnya beberapa band dari komunitas ini membuat mental beberapa anggota baik personil maupun band menjadi tidak stabil, ini membuat manajemen komunitas ini menjadi tidak stabil juga.
Beberapa band yang hengkang tersebut kemudian mendirikan Jambi Corpsegrinder yang bermarkas di Sawank Rebel. Dengan beranggotakan beberapa band yang sudah solid. Tidak berjalan lama Jambi Corpsegrinder menggelar sebuah event berlabel total underground yang sensasional berlabel "Gudang Asap Siang Bolong", event ini terbilang sangat unik, karena di gelar open air dan didalam lingkungan sebuah bangunan gudang tua yang tidak terpakai dan kondisi reruntuhan bangunan menjadikannya event ini bisa dibilang sensasional, ditambah lagi dengan cuaca siang bolong yang panas membara. Event ini bersifat lokal saja tanpa band-band tamu dari luar provinsi Jambi. Dan event ini sangat sukses bila dilihat dari perencanaan dan pelaksana yang sangat terbatas. Menurut beberapa sumber ini adalah satu-satunya event underground yang paling populer di kota jambi. Beberapa band yang tergabung dalam Jambi Corpsegrinder seperti Sachrator, Indamnity, Belhzebul, Subzero, Nukleus, Disobey dan beberapa band lainnya.
Waktu pun terus berjalan, bergulir, beberapa band pun terlihat vacum dikarenakan kesibukan dan pekerjaan. Namun Scene Underground Jambi tetaplah hidup dan berkarya. Komunitas yang muncul pun ada beberapa, diantaranya mereka menamakan diri Jambi Underground Movement yang bercokol di Segitiga Bermuda simpang Telanai kota Jambi, komunitas ini cukup aktif pada masa awal berdirinya, terlihat dengan beberapa event yang mereka gelar di daerah Segitiga Bermuda tersebut. Demikian juga halnya dengan komunitas Punk yang tidak pernah mati, juga cukup sering mengelar event-event underground walaupun dalam skala lokal namun cukup menggetarkan kota Jambi.

Scene Underground ini tidak akan pernah mati walaupun orang-orang didalamnya silih berganti mati. Demikian juga karya-karya mereka yang benar-benar pejuang sejati di Underground tidak akan pernah mati. Sebuah pandangan bagi saudara-saudara kami yang kelak berjuang di Scene ini, teruslah berkarya, jadi seorang "orang" Underground yang mengerti apa yang kamu lakukan, jadilah dirimu sendiri dan jangan pernah mau menjadi diri "orang lain" atau orang lain berada dalam diri mu, singkirkan itu karena underground pada hakikatnya ada di dalam otakmu, hatimu dan mengalir dalam darahmu.
Berjuanglah terus, singkirkan orang-orang yang akan memecah belah, berfikirlah positip, jadilah seorang "orang" underground yang ber-prinsif.

Ulasan ini hanya secara garis besar dan berasal dari pandangan sebuah sumber (Tober Indamnity),
Untuk masukan apabila ada hal yang terlewat, tidak tersebutkan silahkan hubungi manajemen JambiCorpseGrinder.com untuk klarifikasi dan perubahan atau pertambahan

1 komentar: